PEMBELAJARAN KARAKTER BERBASIS SOFT SKILL

Pembelajaran karakter berbasis Soft Skill menjadi perhatian penting di Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Muhammadiyah Surakarta. Model pembelajaran tersebut dikembangkan oleh setiap dosen dan disampaikan secara melekat dengan materi kuliah. Melalui model tersebut, persoalan keterampilan antara hard skill dan soft skill menjadi satu kesatuan dalam kemampuan nyata yang dimiliki oleh dosen dan mahasiswa.
Hasil penelitian Dr. Abdullah Ali, Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam UMS tentang "Pengembangan Pembelajaran Karakter Berbasis Soft Skill Di Perguruan Tinggi" telah mengidentifikasi dan menemukan bukti konkret terjadinya model pembelajaran tersebut. Mahasiswa menjadi subyek belajar (Student Centered Learning) dan Dosen menjadi fasilitator dan role model. Dosen memfasilitasi mahasiswa dalam kerangka terjadinya proses pembelajaran yang mengedepankan kerjasama, kerja keras, kontrol diri, tulus hati, saling kasih sayang, menajemen stres, menejemen waktu, bertanggungjawab dan seterusnya, sebagaimana tertuang dalam 18 nilai karakter.
Dengan model ini mahasiswa mampu mengasah keterampilan dalam pengembangan model pemebelajaran PAI untuk bekal mengajar dalam menyiakan generasi Qur'ani ke depan. ppt download (mjamuin)

PROMOSI STUDI KE ARAB SAUDI


Di tengah presentasi dalam Kuliah Umum 2 Desember 2016, Syeikh Khoory menyampaikan bahwa beliau akan memberikan rekomendasi kepada para mahasiswa yang ingin belajar ke Universitas Islam Madinah dan Universitas Ummul Qura di Makkah kepada mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berprestasi memuaskan. Rekomendasi ini merupakan bentuk apresiasi istimewa kepada mahasiswa yang akan ditambahkan dalam pernyataan realisasi kerjasama antara AMCF dan Prodi IQT, HES dan PAI UMS yang telah berlangsung sejak tahun 1990.
Mendengar pernyataan tersebut, para hadirin menyambut gembira yang diiringi tepuk tangan riuh. Ditengah tengan presentasi terdapat 15 mahasiswa dari Ma'had Abu Bakar Ash Shiddiq dan dari Prodi Pendidikan Agama Islam, HES dan IQT mengajukan sejumlah pertanyaan di antaranya : tentang bagaimana strategi dakwah kepada masyarakat yang dengan kondisinya serba materialistik dan hedonis? Apakah relevan dakwah dengan model konvensional pada masyarakat moderen? Apakah ada bimbingan teknis dan support finansial menuju beasiswa? dan sejumlah soal lain yang berkaitan dengan dakwah di Indonesia. (mjamuin)